Memiutangi Allah

Allah tidak pernah berhutang apa-apa sebab justru semua yang ada adalah milikNya, ciptaanNya. Sebab itu semua ciptaan itulah yang berhutang padaNya. Tetapi ternyata ada satu hal yang kita dapat lakukan yang akan memiutangi Allah.
Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. (Amsal 19:17)
Sebegitu senangnya Allah dengan orang-orang yang berbelas kasihan sehingga firman menyebutnya memiutangi Allah. Belas kasihan adalah karakter Allah, dan Allah kita terpesona apabila Dia menemukan karakter itu dalam diri manusia. Karena itu Allah tidak akan menahan diri untuk memberikan upah pada orang-orang yang menolong orang lemah di sekitarnya.
Dalam nats ini, tidak dipersoalkan apa yang menjadi penyebab kemiskinan orang itu, sebab yang sedang disapa di sini bukan orang miskin atau orang lemah itu. Pihak yang sedang diajak bicara oleh nats kita adalah orang-orang yang berkemampuan dan apa yang mereka lakukan dengan kemampuan mereka itu.

1. Menolong orang lemah menghadirkan keadilan dan damai sejahtera di bumi

Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. 15 Seperti ada tertulis: “Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.” (2 Korintus 8:14-15)
Firman Allah menegaskan bahwa seseorang diberkati lebih dari yang lain bukan supaya ia menjadi lebih dari yang lain saja, tetapi supaya ia dapat memberi kepada yang berkekurangan. Saling mencukupkan sehingga keadilan dan keseimbangan serta damai sejahtera tercipta di bumi.
Pikirkan bagaimana kita bisa dapat berkontribusi menolong orang lemah, berbagi untuk mencukupkan kebutuhan mereka. Apa yang Allah berikan kepada kita bukan hanya milik kita saja, Dia mau kita menggunakannya untuk memuliakannya.

2. Belas kasihan justru lebih berdampak bagi kita, daripada orang lemah yang kita bantu

Tentu saja yang mendapat bantuan akan merasa sangat tertolong, dikasihi, dan bersyukur, tetapi sebenarnya yang lebih mendapat dampak dari karakter belas kasihan adalah orang yang mempraktekkannya.
Banyak pesan yang sedang kita berikan kepada diri kita ketika kita memberi. Pesan tersebut antara lain adalah bahwa ternyata kita punya kemampuan, kita ternyata diberkati Allah, kita adalah pribadi yang memiliki kasih, kita bertanggungjawab, kita berpartisipasi, kita percaya bahwa semua yang ada pada kita adalah milik dan pemberian Allah sehingga kekuatiran tidak mendapat tempat dalam hati kita, dan lain sebagainya.
Bila sudah beberapa waktu kita merasa hidup datar dan agak muram, mungkin hal pertama yang perlu kita periksa adalah kapan terakhir kita memberi dan menolong orang lain. Pemberian itu adalah obat ajaib yang menyembuhkan banyak penyakit.

3. Ada janji sorga untuk orang-orang yang berbelas kasihan terhadap orang lemah

Banyak perbuatan manusia yang dapat menggerakkan sorga. Pertobatan orang jahat, contohnya, akan membuat sorga berpesta. Iman yang luar biasa akan menggerakkan sorga. Tetapi tindakan belas kasihan ini juga merupakan perbuatan yang membuat sorga tergerak. Sorga mencatat pemberian kita dan ready untuk membalasnya kembali.
Meski kita memberi bukan supaya mendapat kembali, melainkan karena kita sudah terlebih dahulu diberi, tetapi sangat menyenangkan untuk mengetahui bahwa sorga membuat janji untuk membalas kebaikan kita terhadap sesama yang lemah. Kiranya ini membuat kita semangat memberi, jauh dari mentalitas menerima, sehingga kita menjadi pribadi yang proaktif dan tidak pasif.
Bapa, terimakasih telah mengajarkan kami tentang belas kasihan. Seperti Engkau telah begitu berbelas kasihan kepada kami, kiranya kami juga akan bertumbuh dalam belas kasihan kami terhadap sesama kami. Amen.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *