3 Tips Mengatasi Ketakutan

Kebanyakan dari mereka yang dalam perahu ini adalah nelayan sehingga mereka tentu sudah begitu terbiasa dengan situasi laut dan badai yang bisa datang kapan saja. Tetapi angin ribut kali pastilah sangat ekstrem sehingga mereka menjadi sangat ketakutan dan berpikir bahwa mereka akan binasa. Hebatnya, Yesus dapat tidur di tengah-tengah angin ribut yang mengerikan seperti itu. Tetapi itulah yang akan terjadi pada kita yang menjagi murid Yesus, meskipun persoalan sebesar apapun datang menderu kepada kita, maka kita tetap saja akan tenang dan tak perlu panik.

Matius 8:25-26 ITB  Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.”  26  Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.

Setiap manusia memiliki ketakutan, bahkan Tuhan Yesus di Taman Getsemani disebut mengalami ketakutan juga. Jika kita lihat ada seseorang yang sepertinya tidak takut apa-apa maka sebenarnya orang itu bukannya tidak takut, tetapi sudah berhasil mengatasi ketakutannya. Yang menarik adalah melihat bagaimana orang yang sudah tua sekalipun bisa menjadi takut dan panik atau bahkan menjadi marah oleh karena hal-hal kecil yang pada pemandangan orang lain tidak sepatutnya demikian. Artinya ketakutan itu sungguh-sungguh subjektif, tergantung kepada pribadi-pribadi bukan perihal objeknya.

Dari kisah Tuhan Yesus tidur pulas di atas perahu yang sedang ditimbus gelombang ini kita bisa belajar bagaimana cara mengatasi ketakutan kita:

  1. Alihkan pandangan dari masalah kepada Tuhan

Murid-murid sudah melakukannya dengan benar, mereka datang kepada Tuhan Yesus. Walaupun mereka datangnya sudah dengan kepanikan dan bukannya dengan keyakinan bahwa Dia akan menolong dan melepaskan mereka. Mereka sudah begitu ngeri dan berpikir bahwa hidup mereka akan segera berakhir, tetapi mengalihkan pandangan dari masalah kemudian melihat Tuhan dijamin akan membuat kita dapat mengatasi ketakutan kita. What You See Is What You Get (WYSIWYG) adalah prinsip yang dapat kita terapkan dalam hidup, jika yang kita lihat adalah masalah maka kita pasti bermasalah, tetapi jika yang kita lihat adalah Tuhan maka pasti kita akan dikuatkan dan mendapat semangat rohani yang luar biasa, yang dapat mengatasi segala sesuatu.

Sehingga setiap kali persoalan datang hendak menelan kita, pastikanlah pandangan kita kepada Tuhan tidak sampai tertutup atau terdistorsi. Apapun masalahnya, selama kita masih dapat melihat Tuhan dengan jelas maka pasti kita akan mampu menghadapi semuanya dengan benar.

  1. Percayalah kepada Tuhan

Statemen yang sepertinya terlalu normatif atau teoritis bagi beberapa orang, mereka mungkin berargumentasi bahwa kita tidak bisa membayar tagihan dengan iman tapi harus dengan uang. Inilah argumentasi orang-orang yang tidak dan kurang percaya, sama seperti murid-murid, mereka sudah tidak datang untuk meneguhkan kepercayaan kepada Tuhan, tetapi untuk ‘menyidangkan’ Tuhan bahwa Dia tidak perduli dan mereka sudah pasti binasa. Tetapi sebutan Tuhan Yesus kepada mereka adalah ‘kurang percaya’, dan jelas sekali ditegaskan Tuhan Yesus bahwa ketidakpercayaan merekalah yang membuat mereka menjadi takut. Jika kita percaya, ketakutan tidak akan mendapat tempat dalam diri kita.

Kepercayaan kepada Tuhan itu adalah sungguh-sungguh nyata kekuatannya, jika kita tidak berpikir demikian maka kita perlu belajar dari hal yang paling mendasar lagi dalam kepercayaan kita kepada Tuhan. Kita tentu saja bisa membayar hutang kita dengan iman, kita bisa lewati berbagai krisis dengan kepercayaan dan semua persoalan yang lain dapat kita atasi jika kita menjadi percaya dan bukannya takut. Orang percaya memiliki segalanya, orang takut tidak memiliki apa-apa. Orang percaya sangat kuat dan mampu kreatif serta bertimbang dengan logis, tetapi orang yang takut sudah menjadi panik dan melemahkan dirinya sendiri. Maka, percayalah!

  1. Jangan hindari, harus hadapi

Ini adalah prinsip ketiga yang sangat penting, jika ketakutan kita tidak kita hadapi maka ketakutan itu masih dalam posisi menang atas kita. Dan tidak ada yang bisa berlari dari ketakutan sebab kecepatan lari dari ketakutan itu tak dapat kita kalahkan, sebab kita yang membawa dia. Kitapun tak dapat bersembunyi dari ketakutan kita, sebab dia adanya di dalam kita maka kemanapun kita pergi, dia pasti juga ada disana. Karenanya kita harus menguatkan dan meneguhkan hati kita untuk menghadapinya. Itu tidak serumit yang kita pikir, percayalah dan hadapilah!

You may also like...

1 Response

  1. 05-06-2017

    […] Diambil dari artikel blog Pendeta Togar Sianturi […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *