Bila Amarah Allah Meluap


Bacaan: Yeremia 47
Bagaimana mungkin kita mengharap Allah tenang ketika murkaNya sudah meluap keluar? Ada manusia yang marahnya cenderung terpendam di dalam dan ada yang keluar. Allah memiliki keduanya, Dia menahan amarahNya ketika memberi kesempatan untuk manusia berbalik. Tetapi ketika amarah penuh, maka murka terjadi dan tidak dapat dibendung siapapun.
Kamu berteriak, ‘Sampai kapan engkau menyerang, hai pedang TUHAN? Kembalilah ke sarungmu dan tinggallah di sana dengan tenang!’ Tapi dapatkah ia menjadi tenang, apabila Aku sudah memerintahkannya untuk menyerang Askelon dan penduduk tepi pantai?” Yeremia 47:6-7 IBIS
Sebelum amarah Allah keluar meluap, orang-orang Filistin merasa baik-baik saja. Mereka diperingatkan, namun tak kunjung sadar dan bertobat. Sekarang ketika pedang Allah menyerang, mereka meraung dan memohon belas kasihan. Terlambat sudah! Saudaraku, kesabaran Allah atas dosa kita bukan ‘license’ untuk terus berbuat dosa. Orang yang mengangap remeh amarahNya akan tiba pada akhir seperti orang Filistin ini.
1. Tidak ada kejahatan yang tersembunyi dari hadapanNya, Dia pun tak menutup mata untuk kejahatan manusia.
2. Hari ini adalah hari anugerah bagi Anda dan saya. Mari hargai waktu yang Allah sediakan dan manfaatkan sebaik-baiknya.
3. Berjuanglah sedemikian rupa sehingga hidup Anda menyenangkan Allah, janganlah bangkitkan amarahNya.
Bapa, jadilah hidupku  kesenangan bagiMu. Amen.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *