Hukum Persembahan yang Berkenan
Allah memerintahkan kurban dan persembahan kepada umat Israel. Tuhan Yesus juga menegaskan agar murid-muridNya menginjil, melayani, dan memberi. Tetapi seperti orang Israel, dalam sejarahnya, dari waktu ke waktu gagal paham akan kehendak Allah, demikian juga orang Kristen sepanjang sejarah mereka. Manusia lebih menyukai aktifitas yang dapat kelihatan daripada motivasi hati yang tidak kelihatan. Tetapi Allah lebih menyukai isi hati daripada uluran tangan kita.
Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban. Amsal 21:3
Dalam kitab Maleakhi Allah berfirman agar kiranya ada yang menutup pintu Bait-Nya sebab Dia tidak mau orang-orang yang sudah najis itu masuk dan membawa kurban persembahan padaNya. Allah menolak Saul dengan segala lembu tambun yang hendak dipersembahkannya kepada Allah sebab Saul tidak menaati apa yang Allah perintahkan.
Mudah sekali kita jatuh kepada pola yang sama; terus melakukan ini dan itu tetapi hati sudah jauh dari Allah. Itu mengapa Tuhan Yesus hanya menggunakan dua kata setiap kali memanggil orang menjadi muridNya: “Ikutlah Aku!” Menjadi umat Allah bukan tentang sejumlah daftar tugas yang harus kita lakukan, tetapi tentang mengikut Allah yang hidup. Maka Paulus mengatakan bahwa persembahan orang Kristen adalah tubuhmu mereka yang hidup, pikiran mereka yang terus dibaharui.
Tuhan Yesus memberikan perintah agar seseorang meninggalkan persembahannya dulu apabila ia ada konflik dengan sesamanya. Orang ini mesti pergi menyelesaikan konflik dengan saudaranya itu dulu baru melanjutkan persembahan untuk Allah. Allah tidak pernah silau dengan segala persembahan kita, tetapi Dia merindukan dan bangga akan setiap hati yang adil dan benar.
1. Kurban persembahan adalah untuk orang yang benar dan adil
Orang Kristen tidak lagi membakar kurban persembahan layaknya orang Israel sebab kurban sejati, Anak Domba Allah, telah dipersembahkan secara sempurna sekali untuk selamanya. Tetapi orang Kristen diajarkan untuk memberitakan Injil, memberi dengan sukarela, dan melayani dengan segenap hati.
Tetapi semua itu Allah perintahkan kepada orang yang hidup benar dan adil di hadapanNya. Tantangan terbesar dalam masa ini adalah memahami definisi benar dan adil itu. Banyak pemberita firman dan organisasi gereja yang membuat pengertian yang sangat bervariasi, sehigga orang-orang memetik pengertian mereka sesuka hati mereka. Lebih jauh lagi, definisi yang tegas dari kebenaran Allah malah dianggap terlalu sombong dan berlebihan.
Ini harus sangat jelas sebagai pondasi dari hidup rohani kita. Di titik manakah seseorang bisa disebut Kristen? Bagaimanakah hidup Kristen yang Tuhan Yesus tetapkan? Seperti apakah Kerajaan Tuhan memerintah dalam hidup kita? Sudahkah kita secara pribadi benar-benar menjadi murid Yesus? Sebab hanya orang inilah yang bisa hidup benar dan adil. Persembahan daro tangan merekalah yang berkenan kepada Allah.
2. Kurban tanpa keadilan dan kebanaran adalah kenajisan di hadapan Allah
Karena dari mimbar kerap kali memberi kredit dan kebanggaan akan orang-orang yang memberi atau melayani, maka tak heran banyak orang ingin melakukannya agar mendapat kredit juga. Bukan hanya berita yang salah yang menyebabkan ini, tetapi penangkapan yang terdistorsi dari umat yang mendengarkan juga membuat paham akan persembahan ini menjadi salah.
Intinya adalah Allah hanya berkenan menerima persembahan dari orang yang adil dan benar. Dia bukan hanya tidak akan menerima persembahan dari orang yang tidak benar dan adil, tetapi persembahan itu menjadi kenajisan, menjadi dosa di hadapan Allah. Karena itu pastikanlah hidup kita terlebih dahulu berkenan di hadapan Allah. Hidup yang benar dan adil itulah yang utama, sungguh-sungguhlah mengejarnya. Dan bagi orang yang sudah memiliki hidup benar dan adil, sungguh-sungguhal mempertahankannya.
3. Awas jebakan Iblis dalam hal persembahan
Jebakan Iblis terjadi di setiap tahapan hidup kita, ada orang yang terus berbuat dosa tetapi memberi pelayanan dan persembahan, ada juga orang yang sudah berhenti berbuat dosa tetapi tidak memberi dan tidak melakukan pelayanan. Keduanya tidak dikenan Allah. Selain itu ada juga yang memberi tetapi tidak dengan hati yang sukacita, mereka itupun tidaklah berkenan bagi Allah.
Semua yang baik dari Allah selalu dibengkokkan oleh Iblis. Ini mengapa kita perlu sangat kuat tuntunan Roh Kudus agar langkah kita tidak tergelincir. Makin hari, siasat Iblis makin halus. Sedih sekali melihat kejatuhan orang yang giat melayani Allah. Tetapi itu adalah fakta, bukan berita palsu. Karena itu, dengn segala kerendahan dan ketulusan hati kita perlu terus mengevaluasi hati kita, meminta umpan balik dari sesama kita dan sungguh-sungguh dipenuhi Roh Kudus agar jangan sampai jatuh!
Roh Kudus, tolonglah kami memeliharakan hati kami tetap benar dan adil sehingga pelayanan, pemberitaan, dan pemberian kami berkenan di hadapan Sorga. Amen.