
Pengantar Injil
Kita memiliki empat Injil dalam Perjanjian Baru, Allah dengan sengaja memasukkannya ke dalam Kitab kanonik kita, yakni:
1. Matius
2. Markus
3. Lukas
4. Yohanes
Injil Sinoptik
Tiga dari empat Injil itu disebut sinoptik: Matius, Markus, Lukas. Sinoptik berasal dari dua kata, sin = sama, optic = cara pandang. Artinya ketiga Injil ini melihat dari sudut pandang yang sama dengan struktur yang sama pula. Itu mengapa bila kita membaca ke-empat Injil pasti Yohanes terasa sangat berbeda. Dari beberapa bukti dan mayoritas ahli Alkitab setuju bahwa Injil Markus adalah Injil yang pertama ditulis.
Injil itu seperti Buletin, papan berita, yang sebaiknya dibacakan dengan keras dan jelas. Maka sangat baik, bahkan kalau kita sendirian, kita membaca Injil dengan suara keras. Di masa itu, Injil perlu sekali untuk segera ditulis sebab semakin banyak yang ingin mendengar berita itu sedangkan pemberitanya tidak cukup banyak.
Berikut adalah diagram hubungan dari tiga Injil Sinoptik yang kita punya dalam Alkitab. Ini juga memberi penegasan mengapa kita bisa yakin bahwa Markus adalah kitab yang pertama ditulis yang menjadi sumber (quelle, Jerman).
https://en.wikipedia.org/wiki/Synoptic_Gospels
Gambar empat dimensi
Lalu mengapa mesti empat? Mengapa Allah tidak mengeluarkan satu Injil saja? Sekarang polisi mengambil setidaknya tiga sisi foto seseorang untuk dapat mengenali orangnya dengan baik, tidak hanya dua sisi lagi. Demikian juga kita memerlukan gambar Tuhan Yesus dari sudut yang berbeda untuk dapat melihat lebih utuh.
Benda apa pun yang kita mau gambarkan kepada seseorang, perlu kita tunjukkan dengan empat atau lima foto dari sisi yang berbeda agar bisa jelas. Seperti dalam gambar desain bangunan oleh para arsitektur, selalu ada tampak depan, tampak samping, belakang, atau bahkan atas.
Firman Allah menubuatkan Yesus dengan beberapa gambaran, dan itulah yang digambarkan dalam empat Injil yang kita miliki:
- Zakharia 9:9 Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.
- Yesaya 42:1 Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
- Zakharia 6:12 katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN. Zakharia 6:12 KJV And speak unto him, saying, Thus speaketh the LORD of hosts, saying, Behold the man whose name is The BRANCH; and he shall grow up out of his place, and he shall build the temple of the LORD:
- Yesaya 40:9 KJV O Zion, that bringest good tidings, get thee up into the high mountain; O Jerusalem, that bringest good tidings, lift up thy voice with strength; lift it up, be not afraid; say unto the cities of Judah, Behold your God!
Demikian juga keempat Injil yang kita miliki, memberikan gambaran yang lengkap akan siapa Tuhan Yesus menurut gambar nubuatan di atas. Markus melukiskan Yesus sebagai Anak Manusia. Matius mengambil sisi Yesus sebagai Raja Yahudi. Sedangkan Lukas menekankan bahwa Tuhan Yesus adalah Penyelamat Dunia. Dan terakhir Yohanes memberikan gambaran paling dalam bahwa Yesus adalah Anak Allah.
3 tahap penulisan biografi
Dalam dunia literatur, berikut adalah tiga tahap dalam menulis kisah hidup seseorang yang sudah meninggal:
- Perbuatan – apa yang orang itu lakukan. Ini yang biasanya kita dengarkan dalam pembacaan Riwayat Hidup ketika seseorang meninggal dunia.
- Perkataan – apa yang orang itu katakan. Ini berbicara tentang ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip orang itu. Apa yang orang itu perkatakan selam ia hidup.
- Pribadi – bagaimana pribadi orang itu sebenarnya. Inilah yang terkemudian dibahas, pendalaman tentang pribadi seperti apakah orang itu, bagaimana karakternya.
Secara demikian juga kita melihat dalam penulisan Injil:
- Markus menulis apa yang Tuhan Yesus lakukan. Injil ini sangat berpusat kepada pekerjaan yang Tuhan Yesus kerjakan. Banyak sekali memakai kata, “segera”, “sesudah itu”, dan lainnya yang menggambarkan tindakan demi tindakan yang dikerjakan.
- Matius dan Lukas mencatat apa yang Tuhan Yesus katakan. Dalam dua kitab tersebut, kita mendapati banyak sekali pengajaran dan perumpamaan Tuhan Yesus.
- Yohanes mengulas siapa Tuhan Yesus sebenarnya. Bukan tanpa maksud bahwa rasul Yohanes menjadi satu-satunya rasul yang meninggal secara alami, bukan karena penganiayaan. Ia berumur panjang karena Allah mau ia menuliskan Injil yang sangat berharga ini. Injil Yohanes sangat dalam menyatakan siapakah Yesus sebenarnya. Ia bahkan kembali sampai sejauh penciptaan, di mana Yesus pada masa itu. Ia mengungkapkan siapa Yesus sebelum Dia menjadi manusia dan bernama Yesus.
Dua sudut pandang
Selain itu, kita perlu memahami dua sudut pandang dalam sebuah penulisan:
- Sudut pandang penulis: apa yang ia maksudkan, apa yang ia mengerti, apa yang ia lihat. What? How?
- Sudut pandang pembaca: untuk siapa ditulis, apa tujuannya dibalik penulisannya, mengapa ditulis. Who? Why?
Membaca tulisan dalam Alkitab bisa diibaratkan seperti mendengar orang lain sedang berbicara melalui telepon dengan seseorang. Kita hanya mendengar satu sisi, kita biasanya menduga-duga apa yang mereka bicarakan, apa perkataan dari sisi sebelah yang tidak kita dengarkan. Karena itulah sangat penting untuk kita mengetahui konteks setiap kitab tersebut. Kita perlu melihat dari kedua sudut tersebut sembari kita membaca firman Tuhan atau Injil, dalam hal ini. Siapa yang ia ingin jangkau? Apa yang ingin ia ajarkan? Bagaimana keadaan masa itu?
Injil untuk insiders dan outsiders
Matius dan Yohanes ditulis untuk orang-orang yang sudah menjadi murid Yesus (insiders). Sedangkan Markus dan Lukas ditulis untuk orang-orang yang bukan murid Yesus (outsiders).
Makanya ketika kita mengajarkan orang yang sedang study Bible untuk membaca Alkitab, kita lebih baik menyodorkan Markus atau Lukas ke mereka. Keduanya memang ditulis untuk orang-orang non Yahudi. Lebih mudah dimengerti oleh bangsa asing di luar Yahudi, orang-orang yang tidak punya latar belakang Yudaisme.
Sebagian orang sering mengarahkan para pembelajar itu membaca Injil Yohanes dengan pemikiran bahwa itu adalah Injili yang menjelaskan lebih banyak tentang siapa Yesus. Kemudian dalam buku Yohanes tidak ada perumpamaan jadi tidak rumit. Tujuan menyuruh membaca buku ini adalah sebab orang berharap yang belajar ini akan membaca tentang lahir baru di pasal tiga dan menaruh iman kepada Yesus setelah membaca Yohanes 3:16.
Tetapi sebenarnya Injil Yohanes itu sangat dalam, orang baru tidak akan dapat memahami tiga ayat pertama saja dalam pasal pertama itu. Injil Yohanes itu adalah kebutuhan orang yang sudah lama menjadi Kristen, mereka akan memiliki keyakinan lebih dalam akan siapa Yesus jika memelajarinya dengan dalam. Lalu Injil Matius adalah buku yang cocok untuk orang-orang yang baru menjadi murid Yesus.
Sumber utama: Unlocking the New Testament - David Pawson Photo: pixabay.com, unsplash.com
togarsianturi
18 Jul 2019
Legenda Malin Kundang berasal dari Sumatera Barat, mengisahkan tentang seorang anak yang mendurhaka pada ibunya. Setelah menjadi sukses dan kaya raya, Malin Kundang malu mengakui dan menerima ibunya yang datang dengan pakaian lusuh dan kotor. Sang ibu sangat sedih sehingga ia mengutuk Malin Kundang. Dan Malin Kundang pun menjadi batu. Legenda yang mirip dengan nama …
togarsianturi
17 Jul 2019
Menurut tradisi rabinik Yahudi (Babylonian Talmud) Amos, ayah Yesaya, adalah anak dari raja Yoas dan saudara dari raja Amazia. Sedangkan dalam Alkitab jelas raja Uzia adalah anak Amazia dan cucu dari raja Yoas. Jika benar demikian maka Yesaya adalah sepupu raja Uzia, hal ini menjelaskan mengapa Yesaya bebas berada di istana raja dan sangat fasih …
12 Apr 2017 13 views
Bacaan: Ratapan 1 Saya mengutip tulisan Wayne Jackson dari christiancourier.com mengenai Ratapan pasal pertama ini, “Penting sekali kita memerhatikan prinsip berharga di sini: tak perduli seberapa hebat seseorang di masa lalu, status tersebut dapat berubah karena perubahan perilaku hidupnya. Reputasi besar bisa hancur dalam seketika karena kemurtadan. Juga, kepedihan kerap kali mengikuti pemberontakan. Setiap dosa …
03 Dec 2018 10 views
Sebaik kita menetapkan langkah untuk membangun bagi Tuhan, sudah pasti musuh-musuh kita terusik. Mereka seperti kebakaran jenggot sebab mereka membenci kesejahteraan umat Tuhan. Dalam keadaan seperti itu, mereka dapat menghalalkan apa saja untuk menghentikan pekerjaan Tuhan. Mereka tidak memiliki norma-norma dalam bertindak. Nilai satu-satunya yang penting bagi mereka adalah harus menang, dengan cara apa pun. Sanbalat dan Tobia di masa Nehemia …
01 Dec 2016 18 views
Mengacungkan telunjuk ketika ditanya oleh guru adalah pertanda baik, anak pintar. Tetapi mengacungkan telunjuk kepada orang lain ketika satu persoalan mengemuka bisa menjadi sikap kurang terpandang, tidak bertanggungjawab. Mengancungkan telunjuk itu bisa baik atau buruk, tergantung arahnya ke mana dan apa maksudnya. Tahukah Anda bahwa arah telunjuk yang salah dapat membunuh karakter dan masa depan …
08 Jun 2017 14 views
“Jangan mudah percaya orang!” Itu ada benarnya, benar untuk orang yang sedang mencari sesuatu yang asli atau yang benar. Tetapi dalam hal mengikut Tuhan, jika kita sudah percaya Yesus adalah Tuhan, maka pesan bagi kita adalah “Jangan mudah goyah!” Bacaan: Lukas 9 Salah satu kunci penting dalam sistem peradilan orang Israel adalah saksi. Dalam mencari …
11 Jul 2019 7 views
Entah berapa banyak pembunuhan, di berita-berita, yang hanya bermula dari perselisihan kecil. Perselisihan kecil itu berkembang menjadi pertengkaran, pertengkaran makin hebat hingga berakhir dengan melayangnya nyawa satu pihak. Seseorang tadinya mungkin hanya ingin menuntut haknya atau menyatakan ketidaksenangannya, tapi hal wajar itu berujung dengan kematian tak wajar. Salomo memberikan nasehat berikut untuk mengingatkan manusia bahwa …
29 Mar 2017 9 views
Bacaan: Yeremia 48 Iman, dalam pemahaman orang Kristen, bukan tentang kehebatan kepercayaan seseorang tetapi tentang siapa yang ia percayai. Iman kita adalah tentang Yesus, bukan tentang ketangkasan, kecerdikan atau kekayaan kita. Ini sangat adil sebab semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi orang beriman, terlepas dari status dan latar belakang usia, ekonomi atau pendidikan …
25 Apr 2017 11 views
Bacaan: Yohanes 1 Di antara tahun 550-480 SM, hidup seorang Filsuf bernama Herakleitos di kota Efesus. Ia berbeda dari banyak filsuf Yunani lainnya dan ia tidak bergabung dengan salah satu mazhab filsuf manapun. Herakleitos memperkenalkan kata “Logos” untuk menjelaskan alasan dan penyebab segala sesuatu yang terjadi dalam alam semesta ini. Kata logos itu masih kita …
Comments are not available at the moment.