INJIL UNTUK OPPUNG (Part 1: Pengantar)

Seperti mungkin anda ketahui bahwa latar belakang kepercayaan keluarga besar saya adalah Golongan Siradja Batak, yang merupakan kepercayaan tradisional orang Batak (sering disebut ugamo Batak). Saya mulai diperkenalkan kepada Tuhan Yesus pada bulan September 1998. Saya diajar Alkitab secara pribadi oleh satu mentor dari komunitas di mana saya dan istri saya melayani hingga sekarang ini.

Tidak sedikit orang setelah menerima satu paham yang baru bersikap begitu picik dengan merendahkan semua latar belakangnya yang kemudian ia cap sebagai kesesatan dan kesalahan. Mungkin paham sekarang yang terima itu memang benar atau lebih baik, tetapi sikap seperti itu tidak bisa dibenarkan. Semua masa lalunya itu adalah sejarahnya, itu adalah bagian dari perjalanannya yang Tuhan pakai untuk menuntun dirinya kepada apapun yang ia yakini dan miliki sekarang ini.

Masa lalu kita itu sangat berharga, tidak harus selalu kita perhadapkan kepada salah atau benar saja. Pertama, kita adalah bentukan dari masa lalu kita. Tanpa masa lalu, kita tidak ada hari ini. Kedua, Tuhan menuntun kita dalam setiap masa dan tahapan hidup kita untuk menuju kesempurnaan dalam Dia. Bukankah bahkan sebagai seorang pengikut Yesus, kita pun masih terus bertumbuh, masih ada yang kita perbaiki dan ubahkan dalam diri kita? Ketiga, orang-orang yang kita kasihi ada di dalam masa lalu kita itu. Baik mereka yang telah terlebih dahulu meninggal namun juga yang masih hidup hingga hari ini. Jika kita meniadakan masa lalu itu, kita meniadakan mereka juga.

Dengan pikiran ini dalam diri saya, telah beberapa tahun terakhir saya terus mendoakan dan mengupayakan memberitakan Injil kepada oppung saya yang sangat saya kasihi. Oppung saya sudah pergi beribadah setiap hari Minggu setidaknya beberapa tahun terakhir ini. Tetapi keterbatasan bahasa membuat oppung tidak dapat memahami apa yang diajarkan dengan baik. Karena itu, Injil Kristus masih belum tergambar jelas dalam benaknya. Tetapi hati tulusnya telah membuatnya secara moral bahkan lebih baik dari orang yang sudah lahir dengan mewarisi agama Kristen dari orangtuanya.

Tuhan menjawab doa, Tuhan membuka pintu untuk pemberitaan Injil pada oppung. Dengan keterbatasan bahasa Batak saya, saya memutuskan untuk membacakan pasal pertama dari Injil Yohanes Bibel Batak Toba kepada oppung. Meski terbata-bata karena sudah cukup lama tidak memakai bahasa Batak, saya mulai menjelaskan kepada oppung siapakah Yesus itu sebenarnya. Orang yang memandang Yesus Kristus hanya sebagai seorang Yahudi yang lahir di tanah Israel kemungkinan akan mengalami kesulitan untuk menjembataninya kepada budaya mereka. Termasuk orang Batak yang budayanya meyakini bahwa manusia pertama diturunkan oleh sang Pencipta di Pusuk Buhit di tanah Batak.

Inilah yang menjadi alasan mengapa saya mengajak oppung mempelajari satu pasal dari Injil Yohanes ini sebagai dasar dari pemberitaan Injil saya kepada beliau. Saya berharap untuk bisa melanjutkan tulisan ini di seri-seri berikutnya hingga penuhnya berita Injil itu. Dalam pemberitaan ini sendiri, Tuhan Yesus banyak sekali membuka pikiran saya dan menaruh beban yang lebih besar lagi di dalam benak saya untuk bangso Batak. Ketika saya mundur ke belakang lagi, ternyata sudah banyak hal yang Allah titipkan dalam pikiran dan pelayanan saya selama ini untuk bisa membawa berita Injil ini kepada mereka yang membutuhkan.

Ini adalah pekerjaan Allah sehingga tidak ada kredit yang saya bisa ambil atau kekuatan pribadi yang saya andalkan di sini. Hingga sekarang semua ini masih proses, saya masih terus mengharapkan tuntunan Allah buat saya dalam pekerjaanNya ini. Semakin hari kiranya semakin Dia berikan hikmat pada saya untuk mengerjakan semuanya dengan baik. Mohon dukungan doa dari teman-teman semua.

 

(bersambung)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *