Amsal, Togar Sianturi
Home » Bible » Devotionals » Bahaya Berbicara Tanpa Berpikir

Bahaya Berbicara Tanpa Berpikir

togarsianturi 14 Aug 2019 17

Alkitab banyak sekali membahas perihal kata-kata, tentang bagiamana kita berbicara. Alkitab juga menjelaskan bahwa perkataan kita adalah salah satu yang akan dihakimi pada akhir zaman, selain perbuatan dan motivasi hati. Perkataan itu sangat berkuasa, dapat menumbuhkan, tetapi juga dapat meruntuhkan. Perkataan dapat menjadi jerat, seperti perkataan penulis Amsal berikut ini.

Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan “Kudus”, dan baru mengimbang-nimbang sesudah bernazar. (Amsal 20:25)

Berpikir sebelum berkata-kata adalah sesuatu yang wajib kita lakukan. Orang yang berbicara sebelum berpikir membuat dirinya dan orang lain di sekitarnya dalam bahaya. Kerongkongan kita mesti berfungsi sebagai filter untuk setiap perkataan yang kita keluarkan. Kata-kata itu ibarat anak panah yang sudah melesat ke arah sasaran, tak bisa ditarik kembali. Meski jalur permintaan maaf mungkin tersedia, tetapi anak panah itu tetap sudah melukai sasarannya.

Karena itu penting untuk memikirkan terlebih dahulu apakah yang kita akan katakan itu benar-benar demikian adanya? Jangan mendramatisir, jangan membuat kasus sebagai prinsip, tetapi nyatakanlah apa yang sebenarnya. Begitu juga mesti kita saring apakah yang kita akan perkatakan itu adalah sesuatu yang bagus, menginspirasi, dan membantu orang lain? Apakah yang kita hendak katakan tentang seseorang di belakangnya adalah persis yang kita juga akan katakan apabila yang bersangkutan juga hadir di situ? Apakah kita merasa okay jika orang lain akan menceritakan tentang kita kepada orang lain secara demikian? Jika tidak, maka kita bisa menyimpulkan hal itu tidak perlu kita perkatakan.

1. Penuh dengan penyesalan

Kalau orang baru berpikir setelah kata-katanya menghasilkan dampak yang negatif, maka yang tersisanya baginya adalah penyesalan. Ia menjadi orang yang tidak dapat dipercayai, label negatif melekat pada dirinya. Hidup bisa hancur karena kata-kata, tidak harus karena tindakan kasar secara fisik. Kata-kata itu sangat berkuasa.

Lebih jauh lagi orang-orang yang salah berbicara, hati kecilnya menyesal, tetapi kemudian kesombongannya membuat penyangkalan sehingga ia justru menyalahkan orang lain. Ini lebih pedih lagi. Kita bisa meminimalkan penyesalan di masa mendatang dengan memikirkan perkataan kita sebelum mengucapkannya.

2. Manusia-manusia bocor mulut

Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut. (Amsal 20:19)

Orang-orang bocor mulut seperti ini ada di mana-mana, yang penting adalah kita jangan sampai menjadi salah satunya. Semua data yang ada di kepala kita mesti disisir baik-baik sehingga kita memperkatakan apa yang memenuhi kriteria kebenaran dan kebaikan. Penguasaan diri adalah karakter yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang bocor mulut ini. Apa yang ada di kepala mereka tumpah ke mana-mana. Orang-orang seperti ini tidak berpikir sebelum berbicara.

Berhati-hatilah dengan orang seperti itu. Jangan pernah ‘curhat’ dengan mereka. Apa yang kita rencanakan untuk kebaikan akan menjadi bencana ketika membicarakannya kepada orang yang salah. Meski tujuan kita adalah memberi pengertian kepada orang-0rang seperti ini, kerap berubah menjadi persoalan. Jadi jangan pernah berharap orang seperti ini untuk mengerti yang kita maksudkan. Sebaliknya latih diri kita untuk menguasai diri, memikirkan apa yang kita hendak bicarakan.

3. Menjauhkan bibir yang pengalaman

Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengalaman. (Amsal 20:15)

Sayangnya lebih banyak orang yang mengejar emas dan permata daripada bibir yang berpengertian. Padahal emas dan perak itu tidak berkontribusi banyak pada kebahagiaan hidup, apalagi untuk kekekalan hidup. Hubungan-hubungan sejati tidak dibangun oleh emas dan permata. Bibir yang berpengertian dan berpengalaman menentukan kebahagiaan hubungan dan kesejatian hidup.

Latih diri kita dalam mempergunakan kata-kata, sehingga bibir kita semakin berpengalaman.  Pengalaman tidak datang begitu saja, pengalaman adalah hasil dari pembelajaran. Orang yang tidak belajar dari hal yang ia lalui tidak pernah menjadi berpengalaman. Ambil waktu untuk belajar dari setiap perkataan kita dan akibatnya sehingga kita tahu bagaimana perkataan yang bagus dan yang tidak. Orang yang berkata-kata tanpa berpikir tidak mungkin menjadi berpengalaman.

Bapa, kami mau berpikir sebelum berkata-kata, bantulah kami agar semakin berpengalaman. Amen.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
INJIL UNTUK OPPUNG (Part 4: Bertobat)

togarsianturi

28 Nov 2020

Usai pembicaraan poin sebelumnya dengan oppung, saya memastikan lagi apakah oppung dapat memahami pembicaraan kami atau ada yang hendak ditanyakan. Oppung menceritakan perasaan sukacitanya dengan pemahaman itu dan tidak ada pertanyaan. Lalu saya bertanya siapakah Yesus itu dalam iman oppung sekarang. Oppung yakin bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat baginya. Karena itu saya tuntun oppung …

INJIL UNTUK OPPUNG (Part 3: Percaya)

togarsianturi

27 Nov 2020

Sekarang kita masuk ke poin kedua, percaya. Sebenarnya ini adalah konsekuensi logis dan alami dari poin pertama. Apabila kita mengenal sejatinya siapa Yesus, tentu kita akan memercayaiNya. Tetapi karena kita manusia yang kerap gagal paham terminologi tertentu, biasanya juga karena ada kata-kata yang mengalami reduksi makna seiring berjalannya waktu, sehingga kita perlu mendefinisikan ulang kata …

Hukum Persembahan yang Berkenan

togarsianturi

15 Aug 2019

Allah memerintahkan kurban dan persembahan kepada umat Israel. Tuhan Yesus juga menegaskan agar murid-muridNya menginjil, melayani, dan memberi. Tetapi seperti orang Israel, dalam sejarahnya, dari waktu ke waktu gagal paham akan kehendak Allah, demikian juga orang Kristen sepanjang sejarah mereka. Manusia lebih menyukai aktifitas yang dapat kelihatan daripada motivasi hati yang tidak kelihatan. Tetapi Allah lebih …

3 Prinsip Bisnis Orang Percaya

togarsianturi

24 Jul 2019

Seorang teman yang berdagang di pasar pernah berkata begini kepada saya, “Saya mana bisa untung kalau jujur-jujur!” Benar-benar kalimat yang membuat saya tercenung. Sebegitu kelam-kah sistem perdagangan sehingga cara untuk sukses adalah dengan berbuat dosa? Tidakkah kita bisa saling menguntungkan dengan cara yang jujur? Begitu juga pembeli berbuat munafik ketika menawar barang, ia menekan sekuat …

Menimba Isi Hati

togarsianturi

21 Jul 2019

Hubungan dan kerjasama menjadi sangat efektif apabila setiap orang dapat mengeluarkan isi hati masing-masing secara sehat dan bersahabat. Kebanyakan orang menolak untuk membukakan isi hati mereka karena mereka pernah memiliki pengalaman buruk atau mungkin menyaksikan pengalaman buruk menimpa orang yang terbuka. Tetapi ada juga orang yang memang tidak mengetahui apa yang ada dalam hati mereka …

Memiutangi Allah

togarsianturi

20 Jul 2019

Allah tidak pernah berhutang apa-apa sebab justru semua yang ada adalah milikNya, ciptaanNya. Sebab itu semua ciptaan itulah yang berhutang padaNya. Tetapi ternyata ada satu hal yang kita dapat lakukan yang akan memiutangi Allah. Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. (Amsal 19:17) Sebegitu senangnya Allah dengan …