Amsal, Togar Sianturi
Home » Bible » Devotionals » High Self Awareness For Higher Success

High Self Awareness For Higher Success

togarsianturi 08 Jul 2019 12

Banyak faktor yang menentukan keberhasilan dalam hidup. Tetapi jika dalam keberhasilan, menurut definisi kita, termasuk kebahagiaan dan kebijaksanaan maka pengenalan diri sendiri mesti menjadi salah satu faktor utama.

Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya. (Amsal 14:8)

Mengerti jalannya sendiri berarti memahami dengan jelas siapa dirinya dan apa saja yang sedang ia lakukan serta tujuannya. Orang itu tahu persis dari mana dirinya, ke mana ia akan pergi, serta terbuat dari apakah dirinya.

Tuhan Yesus sangat sukses dalam berkarya di dunia ini karena Dia sendiri menegaskan, “`Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” Yohanes (16:28).“` Tuhan Yesus sangat jelas dengan jalan-jalanNya, sehingga Dia tidak pernah goyah meski banyak yang menentangNya.

1. Jangan berpikir kita sudah tahu semuanya.

Masih terlalu banyak yang mesti kita pelajari tentang hidup ini, tetapi juga terutama tentang diri kita sendiri. Pembelajaran diri sendiri itu akan berlangsung seumur hidup.

Dag Hammarskjold, sekjen PBB yang kedua, pernah berkata bahwa peradaban manusia telah mengembangkan teknologi luar biasa untuk menjelajahi luar angkasa, tetapi kita belum melakukan usaha yang sama untuk menjelajahi ke dalam diri kita sendiri.

Mengenali diri sendiri dengan baik adalah kesuksesan sejati kita. Itu yang akan membuat kita berhasil dalam mendulang kebahagiaan, keharmonisan dalam hubungan-hubungan kita, serta efektif dalam menolong orang lain.

2. Pastikan “arena” kita menjadi semakin luas.

Prinsip Jendela Johari memberitahu kita bahwa keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa luas area terbuka (arena) kita. Itu adalah kwadran 1 kita, hal yang kita dan orang lain sama-sama lihat akan diri kita sendiri.

Kwadran 2 sampai 4 adalah penentu luasnya kwadran 1. Tetapi cakupan utama kita adalah pada kwadran 2: blind spot (hal yang kita tidak tahu tentang diri kita, tetapi orang lain tahu) dan kwadran 3: rahasia kita (hal yang kita tahu tentang diri kita, tetapi orang lain tidak tahu).

Maka sasaran kita mestinya adalah memperkecil rahasia dengan cara terbuka dan memperkecil blind spot dengan cara mendapat masukan dari sesama. Itulah _high self awareness_, itulah keberhasilan.

3. Semua orang punya “blind spot”, kita butuh bantuan orang lain untuk menyatakannya kepada kita.

Dalam nats berikutnya penulis Amsal menyatakan demikian, “`Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. Amsal (14:12).“` Artinya seseorang bisa dengan sangat tulus tersesat, ia pikir dirinya baik-baik saja tapi sebenarnya sedang menuju maut.

Untuk mengatasi inilah mengapa Tuhan Yesus mendirikan gerejaNya di dunia ini agar ada komunitas yang bisa memberitahu kita apa yang tidak kita ketahui atau tidak kita sadari tentang diri kita.

Dengan mengetahui betapa berharganya kita mendapat masukan dari orang lain, tentunya kita sendiri akan proaktif mencarinya dan senang menerima nasihat. Dalam daftar perlengkapan senjata rohani di Efesus 6, satu-satunya bagian yang tidak punya perlengkapan adalah bagian belakang kita. Itulah mengapa kita membutuhkan saudara rohani untuk meng-_”cover”_ bagian belakang kita sebab itu adalah blind spot kita.

Bapa, bantulah kami semakin menjelajahi lebih dalam akan diri kami  sendiri. Bantu kami menemukan diri kami sebagaimana Engkau memandang kami. Amen.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
INJIL UNTUK OPPUNG (Part 4: Bertobat)

togarsianturi

28 Nov 2020

Usai pembicaraan poin sebelumnya dengan oppung, saya memastikan lagi apakah oppung dapat memahami pembicaraan kami atau ada yang hendak ditanyakan. Oppung menceritakan perasaan sukacitanya dengan pemahaman itu dan tidak ada pertanyaan. Lalu saya bertanya siapakah Yesus itu dalam iman oppung sekarang. Oppung yakin bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat baginya. Karena itu saya tuntun oppung …

INJIL UNTUK OPPUNG (Part 3: Percaya)

togarsianturi

27 Nov 2020

Sekarang kita masuk ke poin kedua, percaya. Sebenarnya ini adalah konsekuensi logis dan alami dari poin pertama. Apabila kita mengenal sejatinya siapa Yesus, tentu kita akan memercayaiNya. Tetapi karena kita manusia yang kerap gagal paham terminologi tertentu, biasanya juga karena ada kata-kata yang mengalami reduksi makna seiring berjalannya waktu, sehingga kita perlu mendefinisikan ulang kata …

Hukum Persembahan yang Berkenan

togarsianturi

15 Aug 2019

Allah memerintahkan kurban dan persembahan kepada umat Israel. Tuhan Yesus juga menegaskan agar murid-muridNya menginjil, melayani, dan memberi. Tetapi seperti orang Israel, dalam sejarahnya, dari waktu ke waktu gagal paham akan kehendak Allah, demikian juga orang Kristen sepanjang sejarah mereka. Manusia lebih menyukai aktifitas yang dapat kelihatan daripada motivasi hati yang tidak kelihatan. Tetapi Allah lebih …

Bahaya Berbicara Tanpa Berpikir

togarsianturi

14 Aug 2019

Alkitab banyak sekali membahas perihal kata-kata, tentang bagiamana kita berbicara. Alkitab juga menjelaskan bahwa perkataan kita adalah salah satu yang akan dihakimi pada akhir zaman, selain perbuatan dan motivasi hati. Perkataan itu sangat berkuasa, dapat menumbuhkan, tetapi juga dapat meruntuhkan. Perkataan dapat menjadi jerat, seperti perkataan penulis Amsal berikut ini. Suatu jerat bagi manusia ialah …

3 Prinsip Bisnis Orang Percaya

togarsianturi

24 Jul 2019

Seorang teman yang berdagang di pasar pernah berkata begini kepada saya, “Saya mana bisa untung kalau jujur-jujur!” Benar-benar kalimat yang membuat saya tercenung. Sebegitu kelam-kah sistem perdagangan sehingga cara untuk sukses adalah dengan berbuat dosa? Tidakkah kita bisa saling menguntungkan dengan cara yang jujur? Begitu juga pembeli berbuat munafik ketika menawar barang, ia menekan sekuat …

Menimba Isi Hati

togarsianturi

21 Jul 2019

Hubungan dan kerjasama menjadi sangat efektif apabila setiap orang dapat mengeluarkan isi hati masing-masing secara sehat dan bersahabat. Kebanyakan orang menolak untuk membukakan isi hati mereka karena mereka pernah memiliki pengalaman buruk atau mungkin menyaksikan pengalaman buruk menimpa orang yang terbuka. Tetapi ada juga orang yang memang tidak mengetahui apa yang ada dalam hati mereka …