Amsal, Togar Sianturi
Home » Bible » Devotionals » Integritas Barang Langka

Integritas Barang Langka

togarsianturi 04 Jul 2019 21
Ini adalah zaman di mana barang bukti dan pembuktian memainkan peranan sangat penting dalam hidup manusia. Kalau bisa buktikan barulah sesuatu dapat dinyatakan salah. Selama belum terbukti berarti belum salah. Lebih parah lagi, orang masih terus menyangkal bersalah bahkan ketika vonis sudah dijatuhkan pengadilan.
Integritas sungguh adalah barang langka di zaman ini. Kepada generasi ini sudah dipertontonkan dagelan orang-orang bersalah yang bebas karena pengacara yang lihai. Integritas makin sulit mendapat tempat di hati manusia zaman ini. Padahal integritas itu adalah barang yang sangat berharga di hadapan Allah.
Kejujuran akan membimbing orang yang tulus, tetapi orang yang suka melanggar akan hancur oleh kecurangannya. (Amsal 11:3 IMB)
Integritas (kejujuran dalam nats di atas) sangat penting di hadapan Allah. Orang yang memiliki integritas itu adalah orang yang menjadi ‘integer’ (dari mana kata integritas didapat). Integer artinya 1 (satu), jadi orang dengan integritas adalah mereka yang tetap menjadi pribadi yang sama (satu) di mana pun mereka berada, dalam keadaan seperti apapun.
Integritas menuntun orang-orang yang tulus, orang-orang yang memelihara integritas. Namun orang-orang yang curang akan hancur dengan sendirinya. Orang dunia menyangka, “Orang jujur akan mati terbujur.” tetapi firman menjamin bahwa keselamatan orang jujur (Amsal 11:6).
Integritas tidak mudah dipraktekkan di mana integritas langka. Lebih mudah untuk memelihara integritas di tengah orang-orang yang penuh integritas. Tetapi berikut adalah beberapa alasan mengapa integritas terus mesti dipelihara.

1. Integritas berarti respek pada Allah

Orang yang tidak memiliki respek kepada kepada Allah mustahil untuk memiliki integritas. Tetapi orang yang respek pada Allah yang melihat apa yang tidak terlihat, mengetahui apa yang tidak bisa dibuktikan, niscaya memelihara integritas.
Pelajaran paling untuk ini adalah dari Yusuf dalam Kejadian 39. Ia menolak godaan nafsu syahwat nyonya Potifar karena ia tidak mau “….melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” Ketika hanya ada Yusuf dan wanita tersebut, justru Yusuf begitu terpusat kepada Allah, itu yang membuatnya mempertahankan integritas.

2. Integritas berarti respek pada diri sendiri

Barangsiapa memiliki sikap respek terhadap dirinya sendiri, ia akan menjaga dirinya dengan baik di mana pun, kapan pun. Ia tidak perlu menjadi pribadi yang berbeda di belakang dan di depan orang lain.
Ini juga adalah apa yang dimiliki oleh Yusuf. Ia berujar, “Bagaimanakah mungkin aku….?” Ia sangat menghargai dirinya sendiri. Ia tidak rela melakukan sesuatu yang buruk dan tidak patut pada dirinya sendiri. Orang yang tidak punya respek serupa ini terhadap dirinya sendiri, tidak bisa memiliki integritas.

3. Integritas berarti respek pada sesama

Sesama kita adalah sama seperti diri kita sendiri. Mereka itu juga adalah pribadi, ciptaan dari Allah yang sama. Seperti kita ingin direspek, kita juga wajib respek pada orang lain. Orang yang menghargai hak-hak orang lain, menjaganya seperti menjaga milik sendiri, adalah orang-orang dengan integritas.
Sekali lagi Yusuf mengungkapkan itu dengan jelas di Kejadian 39 itu. “”Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya.” Yusuf menghargai Potifar, ia juga menghargai nyonya Potifar.
Ia respek pada nyonya Potifar dengan menolak permintaannya untuk melakukan sesuatu yang tidak menghargai. Respek kita kepada orang lain bukan dengan selalu menuruti apa yang mereka katakan, tetapi dengan memastikan melakukan apa yang adil dan benar kepada mereka, menolak melakukan apa yang serong bersama mereka. Itulah integritas!
Bapa, terimakasih untuk firmanMu hari ini. Kiranya kami terus kuat memelihara integritas. Amen.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
INJIL UNTUK OPPUNG (Part 4: Bertobat)

togarsianturi

28 Nov 2020

Usai pembicaraan poin sebelumnya dengan oppung, saya memastikan lagi apakah oppung dapat memahami pembicaraan kami atau ada yang hendak ditanyakan. Oppung menceritakan perasaan sukacitanya dengan pemahaman itu dan tidak ada pertanyaan. Lalu saya bertanya siapakah Yesus itu dalam iman oppung sekarang. Oppung yakin bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat baginya. Karena itu saya tuntun oppung …

INJIL UNTUK OPPUNG (Part 3: Percaya)

togarsianturi

27 Nov 2020

Sekarang kita masuk ke poin kedua, percaya. Sebenarnya ini adalah konsekuensi logis dan alami dari poin pertama. Apabila kita mengenal sejatinya siapa Yesus, tentu kita akan memercayaiNya. Tetapi karena kita manusia yang kerap gagal paham terminologi tertentu, biasanya juga karena ada kata-kata yang mengalami reduksi makna seiring berjalannya waktu, sehingga kita perlu mendefinisikan ulang kata …

Hukum Persembahan yang Berkenan

togarsianturi

15 Aug 2019

Allah memerintahkan kurban dan persembahan kepada umat Israel. Tuhan Yesus juga menegaskan agar murid-muridNya menginjil, melayani, dan memberi. Tetapi seperti orang Israel, dalam sejarahnya, dari waktu ke waktu gagal paham akan kehendak Allah, demikian juga orang Kristen sepanjang sejarah mereka. Manusia lebih menyukai aktifitas yang dapat kelihatan daripada motivasi hati yang tidak kelihatan. Tetapi Allah lebih …

Bahaya Berbicara Tanpa Berpikir

togarsianturi

14 Aug 2019

Alkitab banyak sekali membahas perihal kata-kata, tentang bagiamana kita berbicara. Alkitab juga menjelaskan bahwa perkataan kita adalah salah satu yang akan dihakimi pada akhir zaman, selain perbuatan dan motivasi hati. Perkataan itu sangat berkuasa, dapat menumbuhkan, tetapi juga dapat meruntuhkan. Perkataan dapat menjadi jerat, seperti perkataan penulis Amsal berikut ini. Suatu jerat bagi manusia ialah …

3 Prinsip Bisnis Orang Percaya

togarsianturi

24 Jul 2019

Seorang teman yang berdagang di pasar pernah berkata begini kepada saya, “Saya mana bisa untung kalau jujur-jujur!” Benar-benar kalimat yang membuat saya tercenung. Sebegitu kelam-kah sistem perdagangan sehingga cara untuk sukses adalah dengan berbuat dosa? Tidakkah kita bisa saling menguntungkan dengan cara yang jujur? Begitu juga pembeli berbuat munafik ketika menawar barang, ia menekan sekuat …

Menimba Isi Hati

togarsianturi

21 Jul 2019

Hubungan dan kerjasama menjadi sangat efektif apabila setiap orang dapat mengeluarkan isi hati masing-masing secara sehat dan bersahabat. Kebanyakan orang menolak untuk membukakan isi hati mereka karena mereka pernah memiliki pengalaman buruk atau mungkin menyaksikan pengalaman buruk menimpa orang yang terbuka. Tetapi ada juga orang yang memang tidak mengetahui apa yang ada dalam hati mereka …