Kebanyakan artikel dan judul buku adalah tentang menjadi orangtua yang terbaik, orangtua yang ekselens, orangtua yang sempurna, dan seterusnya. Tetapi saya merasa sangat nyaman dengan judul yang John Louis pilih untuk model parenting-nya.
Model itu ia sebut dengan Good Enough Parenting. Menjadi orangtua yang cukup baik dalam memenuhi kebutuhan emosional inti anak-anak mereka.
Argumentasinya sangat mendalam. Seperti tanaman, untuk bertumbuh dengan baik, memerlukan pupuk (nutrisi tanah), matahari, udara, dan air. Dan empat unsur itu dibutuhkan dalam jumlah yang cukup, jangan kebanyakan dan jangan kekurangan.
Misalnya kalau sinar matahari berlebih maka tanaman menjadi kering dan mati. Tetapi kalau kurang juga menyebabkan tanaman kurus dan pucat. Kalau air kurang, tanaman menjadi kering. Sedangkan kalau air berlebihan, tanaman menjadi busuk.
Good Enough berarti seimbang
Seperti itu juga dalam parenting. Orangtua menjadi good enough dalam mengasuh anak mereka adalah cara paling masuk akal untuk mengharapkan pertumbuhan anak yang sehat.
Orangtua yang kurang disiplin tentu menjadi persoalan, tetapi orangtua yang terlalu disiplin juga menyebabkan kerusakan yang lain.
Jadi menjaga keseimbangan semua kebutuhan emosional inti anak adalah perawatan terbaik. Dalam pemikiran seperti itu, saya kira bisa dikatakan bahwa orangtua terbaik adalah orangtua yang good enough, mereka yang dapat memenuhi kebutuhan anak mereka secara berimbang.
Four Plus One
Kebutuhan emosional inti anak itu sendiri dikenal dengan istilah Four Plus One (4 + 1). Satu per satu adalah sebagai berikut, kebutuhan akan: Hubungan dan Penerimaan, Otonomi dan Performa yang Sehat, Batasan yang Wajar, Pengharapan yang Realistis, dan Nilai-nilai dan Komunitas Rohani. Ketika anak menerima kebutuhan emosional intinya terpenuhi secara seimbang, ia akan bertumbuh menjadi anak yang sehat serta tidak melukai diri sendiri dan orang lain.
Berikut adalah apa yang membuat sesuatu menjadi Kebutuhan Emosional Inti:
1. Ketidakhadiran dari satu kebutuhan emosioanl inti akan mengurangi kesejahteraan seseorang.
2. Kebutuhan emosional inti berdiri sendiri, tidak bisa menjadi bagian dari konsep yang lain.
3. Kebutuhan emosional inti mesti universal.
Banyak model parenting yang beredar sekarang ini. Rasanya mayoritas fokus pada ‘behavior modification’ dan memang banyak yang bisa berhasil juga. Tetapi model Good Enough Parenting adalah ‘relationship-centered parenting’ (pola asuh yang berpusat pada hubungan). Hubungan itulah yang diyakini akan akan mengubahkan perilaku anak.
Jadi kebutuhan emosional inti tersebut disediakan orangtua kepada anak-anak mereka dalam kerangka hubungan. Artinya kebutuhan emosional inti tersebut bukan daftar periksa yang kemudian orangtua lakukan sebagai kewajiban.
Pengaruh Hubungan Orangtua-Anak
Penelitian pada tahun 2007 di King’s College London oleh Josephh Rowntree Foundation bahwa hubungan orangtua-anak memengaruhi hal-hal berikut secara signifikan:
1. Perilaku agresif anak,
2. Depresi, kecemasan dan berbagai masalah menarik diri secara sosial,
3. Hasil kognitif atau akademik secara mendasar,
4. Kualitas hubungan sesama dan hubungan romantik, yang diteliti bertahun-tahun kemudian,
5. Hubungan orangtua-anak penting di setiap tahapan hidup.
Poin ke-empat di atas menegaskan bahwa tugas parenting orangtua tidak usai hanya dengan memastikan anak berprestasi secara akademis, menjadi juara olimpiade dunia atau lulus dengan summa cumlaude. Tetapi ukuran terutama kesuksesan parenting adalah bagaimanakah pernikahan dan keluarga anak mereka nantinya.
Perintah firman Tuhan
Berikut adalah perintah firman Tuhan bagi orangtua dalam parenting mereka:
Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Efesus 6:4
Dalam nats tersebut sebenarnya ada larangan dan perintah untuk orangtua dalam parenting mereka. Larangannya adalah jangan membangkitkan amarah anak dan perintahnya adalah untuk mendidik anak dalam ajaran dan nasehat Tuhan.
Mari kita ambil dalam dua terjemahan Bahasa Inggeris yang berbeda, supaya lebih jelas interaksi seperti apa yang orangtua mesti jauhkan dan yang mesti lakukan tehadap anak mereka:
Fathers, do not exasperate your children; instead, bring them up in the training and instruction of the Lord. New International Version
And, ye fathers, provoke not your children to wrath: but nurture them in the chastening and admonition of the Lord. American Standard Version
Sehingga dapat dirumuskan apa yang jangan dilakukan (don’t) dan apa yang mesti dilakukan (do) oleh orangtua sebagai berikut:
DON’T: Exasperating Interactions(Interaksi-interaksi yang menjengkelkan anak)
DO: Nurturing Interactions (Interaksi-interaksi yang membina)
Dan orangtua perlu mengetahui bahwa tidak melakukan apa yang don’t tidak berarti sudah otomatis sudah melakukan yang do. Orangtua benar-benar mesti sengaja menjauhkan yang don’t dan tekun memenuhi apa yang do.
Teori Loss Aversion
Satu hal lagi, orangtua jangan mengira perihal don’t dan do itu seolah seperti angka matematika. Maksudnya, ketika orangtua melanggar hal yang don’t satu kali, lalu mereka dapat menggantikannya dengan satu bagian do. Tidak bisa! Tidak demikian caranya manusia beroperasi.
Jumlah poin kebahagiaan yang hilang karena satu interaksi yang menjengkelkan itu lebih besar dari jumlah poin kebahagiaan yang didapat ketika menerima satu interaksi yang membina. Teori Loss Aversion menegaskan prinsip itu.
Misalnya, jumlah poin kebahagiaan yang hilang dari seseorang ketika kehilangan uang satu juta rupiah adalah lebih besar daripada jumlah poin kebahagiaan yang ia dapat ketika ia mendapat uang satu juta rupiah.
Karena itu, tugas parenting ini sangat erat kaitannya dengan kesehatan emosional, kesehatan pernikahan dan kesehatan sosial para orangtua. Namun yang membentuk anak-anak bukanlah kesalahan yang orangtua mungkin lakukan sekali, tetapi apa yang bersifat pola yang terus berulang.
Mengapa Mesti GEP?
Berikut adalah beberapa argumentasi mengapa Model Good Enough Parenting ini menjadi pilihan kami dalam mengasuh anak-anak kami:
- Berdasarkan prinsip Alkitabiah dan schema therapy (therapy yang ditemukan oleh Jeffrey Young tentang schema atau lifetrap dalam diri manusia yang dibentuk dalam usia sepuluh tahun pertama).
- Didukung oleh riset yang dapat dipercaya – oleh keluarga Louis dan yang lain.
- Sependapat dengan pengalaman parenting para pendidik parenting lainnya.
- Sesuai dengan pengalaman klinis dari banyak konselor profesional.
Sampai ketemu di pembahasan selanjutnya..
Sumber: Good Enough Parenting by John and Karen Louis
Photo: pixabay.com canva.com
togarsianturi
28 Nov 2020
Usai pembicaraan poin sebelumnya dengan oppung, saya memastikan lagi apakah oppung dapat memahami pembicaraan kami atau ada yang hendak ditanyakan. Oppung menceritakan perasaan sukacitanya dengan pemahaman itu dan tidak ada pertanyaan. Lalu saya bertanya siapakah Yesus itu dalam iman oppung sekarang. Oppung yakin bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat baginya. Karena itu saya tuntun …
togarsianturi
27 Nov 2020
Sekarang kita masuk ke poin kedua, percaya. Sebenarnya ini adalah konsekuensi logis dan alami dari poin pertama. Apabila kita mengenal sejatinya siapa Yesus, tentu kita akan memercayaiNya. Tetapi karena kita manusia yang kerap gagal paham terminologi tertentu, biasanya juga karena ada kata-kata yang mengalami reduksi makna seiring berjalannya waktu, sehingga kita perlu mendefinisikan ulang …
togarsianturi
26 Nov 2020
Oppung memerhatikan dengan seksama isi pembicaraan kami itu. Pendengarannya sudah mulai berkurang, tetapi semangat belajarnya masih seperti sedia kala. Setelah beberapa waktu saya menjabarkan Yohanes Pasal 1 itu, oppung kemudian bertanya dalam bahasa Batak, “Jadi songondia do dalanna?” (Jadi bagaimana caranya?). Oppung mau tahu apa saja yang Tuhan kehendaki untuk hidupnya dan bagaimana beliau …
togarsianturi
24 Nov 2020
Seperti mungkin anda ketahui bahwa latar belakang kepercayaan keluarga besar saya adalah Golongan Siradja Batak, yang merupakan kepercayaan tradisional orang Batak (sering disebut ugamo Batak). Saya mulai diperkenalkan kepada Tuhan Yesus pada bulan September 1998. Saya diajar Alkitab secara pribadi oleh satu mentor dari komunitas di mana saya dan istri saya melayani hingga sekarang …
togarsianturi
24 Nov 2020
Jalan kepada keberhasilan itu nyaris tidak pernah berbentuk garis lurus yang terus naik ke atas. Umumnya jalan itu mengalami naik turun berulang kali, gagal lagi dan bangkit lagi, tetapi secara menyeluruh tetap naik makin tinggi dan makin tinggi. Sehingga orang yang berhasil bukanlah mereka yang tidak pernah gagal, melainkan mereka yang memutuskan untuk bangkit …
togarsianturi
15 Aug 2019
Allah memerintahkan kurban dan persembahan kepada umat Israel. Tuhan Yesus juga menegaskan agar murid-muridNya menginjil, melayani, dan memberi. Tetapi seperti orang Israel, dalam sejarahnya, dari waktu ke waktu gagal paham akan kehendak Allah, demikian juga orang Kristen sepanjang sejarah mereka. Manusia lebih menyukai aktifitas yang dapat kelihatan daripada motivasi hati yang tidak kelihatan. Tetapi …
27 Jun 2019 445 views
Amsal banyak membantu orang percaya mengerti sifat alami dari godaan dan tipu muslihat dosa. Termasuk bagaimana sang Penulis mempersonifikasikan godaan dunia ini sebagai seorang perempuan jalang. Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak, 4 tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua. …
29 Mar 2019 160 views
Inilah damai sejahtera yang sejati itu, yakni bahwa sang Raja Damai datang mendamaikan manusia berdosa, yang dulu adalah seteru Allah sehingga kini menjadi sekutu. Jadi damai sejahtera terutama kaitannya bukan dengan suasana atau perasaan, melainkan dengan penebusan dan pemulihan hubungan (rekonsiliasi). Dengan dosa, kita memberontak dan memusuhi Allah, kita hidup jauh dariNya. Maka satu-satunya …
19 Oct 2018 158 views
Tidak akan ada damai di antara negara, jika tidak ada damai di negara, tidak ada damai dalam negara jika tidak ada damai dalam orang-orangnya, tidak ada damai dalam orang-orang jika orang-orang tidak menyerahkan hidupnya ke tangan si Raja Damai. Benar sekali apa yang Heyden Robinson, penulis buku Salt And Light, ungkapkan dalam kutipan di atas. …
19 Feb 2019 141 views
Paulus adalah seorang Yahudi yang terbaik di kelas Farisi-nya, ia giat sekali menaati hukum Allahnya. Ia sangat yakin bahwa ia telah mengetahui segala kehendak Allah baginya dan bagi semua umat manusia. Paulus belajar dari guru terbaik dengan cara yang terbaik, ia ibarat seorang ‘rising star’ di zamannya. Ia siap melanjutkan suksesi kepemimpinan agamawi bagi …
31 Oct 2018 140 views
Kita memiliki empat Injil dalam Perjanjian Baru, Allah dengan sengaja memasukkannya ke dalam Kitab kanonik kita, yakni: 1. Matius 2. Markus 3. Lukas 4. Yohanes Injil Sinoptik Tiga dari empat Injil itu disebut sinoptik: Matius, Markus, Lukas. Sinoptik berasal dari dua kata, sin = sama, optic = cara pandang. Artinya ketiga Injil ini melihat …
26 Nov 2020 119 views
Oppung memerhatikan dengan seksama isi pembicaraan kami itu. Pendengarannya sudah mulai berkurang, tetapi semangat belajarnya masih seperti sedia kala. Setelah beberapa waktu saya menjabarkan Yohanes Pasal 1 itu, oppung kemudian bertanya dalam bahasa Batak, “Jadi songondia do dalanna?” (Jadi bagaimana caranya?). Oppung mau tahu apa saja yang Tuhan kehendaki untuk hidupnya dan bagaimana beliau …
24 Jul 2019 107 views
Seorang teman yang berdagang di pasar pernah berkata begini kepada saya, “Saya mana bisa untung kalau jujur-jujur!” Benar-benar kalimat yang membuat saya tercenung. Sebegitu kelam-kah sistem perdagangan sehingga cara untuk sukses adalah dengan berbuat dosa? Tidakkah kita bisa saling menguntungkan dengan cara yang jujur? Begitu juga pembeli berbuat munafik ketika menawar barang, ia menekan …
Comments are not available at the moment.