Manusia melakukan apa saja demi mempertahankan nyawa mereka. Lihat saja orang-orang yang menderita penyakit kritis, mereka atau keluarga mereka akan melakukan apa saja untuk sehat kembali. Mereka menjual semua harta, bahkan mencari pinjaman. Pada dasarnya semua yang manusia kerjakan juga adalah demi memelihara kehidupan mereka.
Sayangnya, firman Allah punya prinsip yang manusia cenderung tidak indahkan. Firman konsisten menghubungkan ketaatan melakukan firman pada kelangsungan hidup manusia hingga kekekalan.
Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati. (Amsal 19:16)
Allah memelihara hidup orang yang memelihara firmanNya. Begitulah cara kerjanya. Sedangkan orang yang merendahkan firman akan direndahkan hingga dunia orang mati. Ayat di atas dalam terjemahan bahasa Inggris, A Conservative Version, berbunyi seperti berikut:
He who keeps the commandment keeps his soul. He who is careless of his ways shall die. (ACV)
Ternyata usaha manusia mengamankan jiwanya dengan cara sendiri adalah sia-sia. Perihal kehilangan nyawa ini tidak bisa dicoba-coba sebab ini hanya berlaku untuk satu jalan saja, tidak bisa diputar kembali. Jadi tidak ada waktu untuk mengalaminya dulu baru membuat keputusan. Kita perlu memercayai sang Perancang kehidupan itu sendiri untuk hal ini.
Sekiranya kita bisa mengintip ke akhir hidup kita, mungkin kita akan membuat keputusan yang berbeda untuk hidup sekarang ini. Tetapi karena pada kita ada firman dari Dia yang menciptakan segala yang ada, ke sanalah kita berharap. Berikut adalah beberapa cara untuk menyelamatkan jiwa kita:
1. Setia mengerjakan firman Allah
Ini adalah apa yang nats di atas ajarkan. Karenanya perlu setiap orang percaya terus menyelidiki hidupnya sendiri, apakah masih setia melakukan firman Allah. Menaati firman dengan radikal sepuluh atau beberapa tahun lalu adalah satu hal, sedang menaatinya hari ini adalah hal yang lain.
Kita tidak diselamatkan oleh iman dan kesetiaan kita tahun lalu, tetapi oleh iman dan kesetiaan kita hari ini. Kesetiaan kita di waktu silam adalah hal indah dan inspirasi, tetapi yang menentukan bagi kita adalah keadaan kita sekarang ini dan terus hingga kita dipanggilNya. Kerjakanlah lagi apa yang kita tahu firman mau kita kerjakan.
2. Merelakannya demi Yesus dan Injil
Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. (Markus 8:35)
Ini satu prinsip lagi yang cenderung bertolak belakang dengan keyakinan alami manusia. Memang ini hanya dapat dicerna manusia rohani. Tetapi sangat benar! Dengan cara bagaimana semua orang juga akan kehilangan nyawanya, mereka pasti meninggal. Tetapi bertapa berbahagia orang yang menyerahkan nyawanya untuk Tuhan Yesus dan InjilNya sebab ketika mereka kehilangan nyawa mereka maka mereka akan menerimanya kembali.
Hanya Tuhan Yesus dan InjilNya yang menjadi asuransi jiwa di kekekalan. Perusahaan asuransi hanya menggangi rugi kepada ahli waris apabila si tertanggung meninggal, tetapi si tertanggung tidak mendapat benefit apa-apa. Relakanlah nyawa kita demi panggilan Tuhan Yesus dan pemberitaan injilNya, itulah asuransi jiwa kita.
3. Mematikan dosa dalam tubuh kita
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. 12 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. (Roma 6:11-12)
Dosa adalah penyebab kematian dan penghukuman. Darah Yesus menghidupkan kita dari kematian oleh dosa itu. Sehingga dosa mesti benar-benar kita seriusi. Dengan akal sehat saja, kita tidak mungkin pergi lagi ke penyakit pembawa kematian itu yang darinya kita sudah dihidupkan.
Perkuat hidup rohani kita, terus semangat melayani Tuhan dan melayani sesama. Jangan beri kesempatan pada dosa untuk bertumbuh dalam diri kita lagi. Kita terlalu berharga untuk kembali ke kubangan dosa itu lagi!
Bapa, terimakasih telah menyelamatkan jiwa kami, kami mau terus hidup dalam penyelamatan yang dariMu hingga pada akhirnya ketika keselamatan kami final di Sorga kelak. Amen.
Related