Belajarlah Dari Sengsaraku
Bacaan: Ratapan 1
Saya mengutip tulisan Wayne Jackson dari christiancourier.com mengenai Ratapan pasal pertama ini, “Penting sekali kita memerhatikan prinsip berharga di sini: tak perduli seberapa hebat seseorang di masa lalu, status tersebut dapat berubah karena perubahan perilaku hidupnya. Reputasi besar bisa hancur dalam seketika karena kemurtadan. Juga, kepedihan kerap kali mengikuti pemberontakan. Setiap dosa memiliki label harga!” Alkitab memuat segudang contohan orang-orang yang sengsara karena perbuatannya sendiri. Mengapa kita tak belajar dari pengalaman mereka? Mengapa harus mengalami sendiri lagi?
Tapi Tuhanlah yang benar, sebab perintah-Nya telah kulanggar. Dengarlah aku, hai bangsa-bangsa, lihatlah aku dalam derita. Para pemuda dan pemudiku ditawan, dan diangkut ke pembuangan. Ratapan 1:18 BIS
Kitab Ratapan ini sungguh memilukan, imbangnya barangkali adalah kisah Ayub. Bedanya Ayub adalah penderitaan pirbadi, sedangkan Ratapan adalah kepedihan satu bangsa. Hendaknya seperti orang Yehuda ini, kita bisa menyatakan kebenaran Allah dalam penderitaan kita. Namun Iblis menghasut orang agar semakin sengsara dalam kesengsaraan mereka.
1. Belajarlah dari sengsara mereka, hiduplah lebih baik dari mereka.
2. Seperti pengakuan orang Yehuda, kesimpulan akhir kita pasti: “Tuhanlah yang benar.”
3. Lebih bagus kita meratap sekarang, daripada meratap kemudian.
Bapa, kuatkan aku agar terus menaatiMu sehingga terhindar dari kesengsaraan yang tak perlu. Amen.